Minggu, 29 November 2015

SERBA-SERBI PILGUB SUMBAR (Edisi Kampanye Akbar)



Tadinya saya berpikir kampanye akbar yang dilaksanakan oleh pasangan Calon Gubernur Muslim Kasim-Fauzi Bahar (MK-Fauzi) akan kalah telak dari kampanye akbar yang dilaksanakan oleh pasangan IP-NA. Ditambah lagi dengan melihat postingan-postingan awal yang ditunjukan oleh simpatisan dan timses pasangan IP-NA di sosial media. Terakhir postingan tersebut malah menjadi ajang debat dan ajang klaim dari simpatisan dan timses kedua pasangan calon. Hehehe...
Tapi setelah melihat foto-foto yang dipostkan oleh simpatisan dan timsesnya pasangan calon MK-Fauzi, kalau saya melihat kasat mata ya lumayan berimbang. Kalaupun massa kampanye IP-NA unggul, tidak unggul banyak pun begitu sebaliknya. Namun yang menjadi catatan penting saya kali ini adalah :
1.    Untuk sebuah kampanye yang tidak dihadiri figur nasional sepopuler Prabowo Subianto, kampanye akbar yang dilaksanakan oleh pasangan MK-Fauzi tergolong ramai. Namun jika kita mengambil dari sudut pandang jumlah partai pendukung, maka kampanye akbar tersebut masih kurang ramai. Di sisi lain, kampanye akbar yang dilakukan oleh pasangan IP-NA yang didukung oleh dua partai berjalan cukup ramai, namun diakui atau tidak, bisa kah kita menafikan pengaruh Prabowo dalam keramaian itu ? Saya rasa hampir semua dari kita sepakat, tidak bisa.
2.    Kemudian yang menjadi perhatian bagi saya adalah cara tim MK-Fauzi mempromosikan pasangan calon mereka dalam spanduk-spanduk dan baliho yang terdapat di lokasi kampanye.
Spanduk dan baliho yang terdapat di lokasi kampanye dominan dihiasi dengan pasangan MK-Fauzi sebagai gambar utama. Hal ini sedikit berbeda dengan pasangan calon IP-NA yang lebih mengedepankan gambar dan sosok Prabowo Subianto dalam spanduk dan baliho yang mereka pasang.
Hal di atas menjadi menarik bagi saya karena sepertinya Tim MK-Fauzi lebih percaya diri dan konsisten dalam mempromosikan pasangan calonnya, dibandingkan kontestan pesaing. Malah terkait gambar Prabowo yang dominan di baliho ini menjadi sebuah pertanyaan menggelitik di kalangan masyarakat “mancalon Gubernur Sumbar Prabowo ?”
Dengan kondisi di atas, maka masing-masing pasangan calon masih punya segudang pekerjaan rumah dengan waktu yang tidak banyak guna memenangkan Pilgub Sumbar. Jika menurut pengamat politik Andri Rusta, bahwa kemenangan pasangan calon di Pilgub sumbar ini akan didapat dengan selisih persentase suara kira-kira 70%an melawan 20%an, saya rasa itu terlalu jauh, walau memang bukan tidak mungkin mengingat rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai Pilgub Sumabar kali ini yang akan berujung kepada rendahnya partisipasi masyarakat. Dia atas kertas rendahnya partisipasi masyarakat akan lebih menguntungkan pasangan IP-NA, jadi tim MK-Fauzi punya pekerjaan tambahan selain mempromosikan dan mengkampanyekan pasangan calon mereka, mereka juga harus bisa mempromosikan dan mengkampanyekan tentang Pilgub Sumbar. Ya... hitung-hitung bantu KPU lah... Sekaligus membantu negara ini dalam berdemokrasi dan membantu negara dalam mengurangi pemborosan keuangan negara (kalau partisipasi rendah negara kan rugi, mengingat biaya untuk Pilgub ini tidak bisa dikatakan kecil)
Selanjutnya, jika kita mengurut beberapa faktor yang dapat memenangkan sebuah kontes politik, maka secara garis besar kita bisa menyebut tiga faktor :
1.    Party/Partai Politik
Keberadaan partai politik sebagai penyedia “tiket” guna berlaga dalam kontes politik tidak dapat dihindari dan sudah menjadi keniscayaan. Memang ada peluang maju dari jalur independen, namun untuk berlaga melalui jalur ini, seorang calon harus memiliki figur yang benar-benar populer dan punya karakter yang kuat. Dan tidak semua orang diberikan berkah punya karakter seperti itu.

2.    Volunteers/Relawan
Bukan menepikan peran partai, namun sejarah akhir-akhir ini membuktikan bahwa partai politik tidak lagi menjadi faktor penentu kemenangan dalam kontes politik. Jika partai politik memiliki beberapa lapisan dari tingkatan elit sampai ke akar rumput, tidak demikian dengan relawan. Relawan bergerak dari bawah dan tepat sasaran. Rasanya relawan lebih memilliki persentase yang tinggi dalam menentukan sebuah kemenangan dalam kontes politik, dibandingkan partai politik.

3.    Figure/Figur.
Last but not least, sebenarnya inilah faktor terpenting dalam sebuah kontes politik. Rasanya saya berani bertaruh, Gerindra tidak akan sebesar sekarang ini tanpa adanya figur Prabowo Subianto. Sama halnya AKP Party tidak akan menjadi partai dominan di Turki tanpa adanya figur Erdogan.

Pemilihan Gubernur Sumatera Barat kali ini akan berhasil dimenangkan oleh pasangan calon yang mampu menempatkan 3 faktor di atas sesuai dengan porsinya, baik porsi dalam tugas maupun porsi dalam budget anggaran. Jika masalah figur, figur Fauzi Bahar tidak kalah populer jika dibandingkan dengan figur Irwan Prayitno. Tapi kondisi ini sebenarnya cukup menarik, karena masyarakat tidak banyak berbicara mengenai Muslim Kasim dan Nasrul Abit. Kondisi ini seperti laga el classico antara Real Madrid vs Barcelona, dimana penonton akan lebih banyak membicarakan mengenai persaingan antara Christiano Ronaldo melawan Lionel Messi, padahal masih ada pemain lain yang perannya sebenarnya tidak bisa dianggap enteng.
Kalau dilihat dari sudut pandang partai pendukung, agaknya partai pendukung pasangan MK-Fauzi masih belum maksimal dalam menggerakan massa dan pendukungnya (ini jika dilihat dari konsentrasi massa pada kampanye akbar yang menurut saya belum menggambarkan besarnya dukungan 9 partai politik), tapi who knows ?
Dari sudut pandang relawan, jika melihat kepada kampanye akbar yang baru saja dilaksanakan, acungan jempol layak diberikan kepada Relawan MK-Fauzi, yang walaupun mungkin belum “seterkenal” dan “sesadis” relawan pasangan calon lain, tapi Relawan MK-Fauzi mampu melengkapi kepingan yang hilang sehingga sebuah pergerakan menjadi sempurna. Sudut pandang saya relawan ini masih bisa ditingkatkan kemampuan dan ketrengginasannya dalam bekerja. Jika itu terjadi maka akan tercipta sejarah baru dalam perpolitikan di Sumatera Barat.
Selamat berjuang... selamat berdemokrasi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar