Rabu, 25 November 2015

LAGU LAMA KASET BARU (zaman sekarang ga laku jual program, lakunya jual ayat Bro...!!!)



Dari beberapa hari yang lalu, saya menunggu manuver apa yang akan terjadi dalam perpolitikan di Sumatera Barat menjelang hari H 9 Desember 2015 ini. Pada hari itu, semua perjuangan dari pasangan Calon Gubernur akan menemui final destinationnya dalam konteks Pilgub.
Tidak butuh waktu yang terlalu lama, BOOM !!! Saya temukan manuver politik itu ! Fauzi Bahar diisukan lebih pro kristen. Ya... saya ndak tahu juga siapa yang buat isu dan mempublikasikan itu, tapi saya juga ndak terlalu heran sih... Secara saya bukan kemarin sore kok mendampingi Fauzi. Mungkin sudah ratusan kali saya melihat ataupun mendengar isu krsitenisasi ini. Saya sudah pernah tulis di tulisan sebelumnya bahwa saya minta Fauzi untuk menghafal beberapa ayat yang agak-agak panjang, supaya bisa dianggap ulama juga, jadi begitu ada fitnah dengan jual ayat, kita bisa beli ayatnya Pak ! Eh... dasar setengah politisi setengah perwira, dia ogah !
Saya berandai-andai, jika Fauzi yang mencetuskan penghapusan judi dan togel, mencetuskan Pesantren Ramadhan, mencetuskan zakat PNS, mencetuskan penghafalan Asmaul Husna, mencetuskan penghafalan Juz Amma dianggap melakukan kristenisasi, lalu pemimpin yang justru tidak melakukan atau tidak merumuskan satu kebijakan pun dalam hal syiar Islam dianggap apa ? Sudah kristen beneran dong !?
Karena saya mahasiswa ilmu politik, maka kali ini saya akan membahas perilaku dan cara berpolitik itu sendiri. Menjadikan isu agama dan SARA sebagai isu dalam politik, dan merancang sebuah fitnah atas nama agama itu bukanlah cara yang elegan dalam berpolitik. Kenapa anda tidak pernah belajar dari kegagalan anda ? Anda mungkin dipandang gagal dalam membangun karena terlalu repot menyusun fitnah demi fitnah untuk ditujukan ke lawan politik anda, sehingga anda malah gagal dalam merumuskan suatu penyusunan anggaran dan pelaksanaan pemerintahan. Lagipula sesama muslim, sebaiknya kan berpegang kepada Al-Quran dan Hadist, itu pegangan hidup lho ! Bukan hanya pegangan ketika berada dalam mesjid saja, tapi menjadi pegangan hidup dimana pun kita berada, baik di rumah, di kantor bahkan di medan perang. Masa kita yang terkenal sebagai muslim, ustadz dan ulama malah lebih Machiavellis dari orang Italia sendiri ? Malu kita... Jangan sampai orang Italia sana belajar cara memfitnah alah Machiavelli ke Sumatera Barat ini... Kan tidak lucu kalau mereka sampai studi banding ke sini. Hehehe...
Dalam bukunya Machiavelli mengatakan, ada pemimpin yang mendapatkan kedudukannya melalui cara tipu daya. Orang Italia sendiri sekarang udah tidak pakai cara itu lagi, masa mereka mau studi banding ke sini mengenai sejarah dan ilmu yang mereka ciptakan ?
Jangan sampai orang Islam menjadi murtad karena melihat kelakuan orang-orang yang mereka anggap ustadz atau ulama, karena perilaku fitnah-memfitnah ini sudah masuk ke tingkat menjijikan. Saya muslim, dan saya sangat jijik melihat kelakuan-kelakuan yang penuh dengan kebusukan ini. Akhirnya orang yang tadinya berencana akan menjadi muallaf, malah batal karena melihat muslim sendiri menjadi murtad ketika melihat kelakuan orang-orang yang mengklaim dirinya ustadz atau buya.
Nabi Muhammad SAW sendiri ketika memerintah, tidak semua umatnya adalah muslim, tapi beliau malah perintahkan bala tentaranya untuk menjaga rumah ibadah umat agama lain ? Kenapa ? Karena Islam bukanlah agama yang berdasarkan kebencian, apalagi berdasarkan fitnah. Kita bukan Ku Klux Klan. Islam agama damai dan penuh dengan kejujuran.
Anda benci ketika ISIS mengatasnamakan Islam untuk kebrutalan mereka, sebaiknya kita juga berkaca, apakah kita ini sudah mencerminkan apa itu Islam ? Terutama bagi mereka yang mengklaim dirinya ustadz. 
Akan datang suatu masa dimana pendusta dipercaya, dan orang-orang jujur dinistakan.
Oh iya, lain kali isunya yang lain kek, masa ini-ini terus, kurang menantang secara politik dan terlalu hina secara agama. Wassalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar