Fauzi
bukan manusia sempurna apalagi malaikat. Dia... ya manusia biasa saja, yang
bisa melakukan hal baik, bisa melakukan kesalahan, terlambat naik pesawat,
terserang diare dan macam-macam. Manusia biasa saja. Dia tidak selalu terbangun
untuk shalat malam, dia juga tidak selalu senang dan senyum. Hal ini yang
membuatnya menarik, karena kita tidak sedang membicarakan Power Rangers yang
selalu menang melawan monster-monster ciptaan Lord Zedd atau Rita Repulsa. Kita
hanya membicarakan seorang anak manusia yang bernama Fauzi Bahar, yang
kebetulan pernah menjabat sebagai Walikota Padang selama dua periode dan
sekarang maju sebagai Calon Wakil Gubernur.
Banyak
orang membanding-bandingkan antara Pele dengan Maradona, bahkan saking
sengitnya perbandingan dan persaingan itu membuat FIFA pusing tujuh keliling
dalam menentukan siapa yang akan menjadi pemain terbaik sepanjang masa. Saya
pribadi lebih menyukai Maradona, dengan beberapa alasan tertentu. Bagi saya
Maradona lebih humanis, lebih menggambarkan seorang manusia yang tidak luput
dari kesalahan, manusia yang memilih untuk berjuang dan bertualang ketimbang
menjadi raja di pekarangan rumahnya. Dia bertualang ke Italia hingga Spanyol.
Pele ? Hampir sebagian besar karirnya dihabiskan untuk Santos di Brazil sana.
Diego
Armando Maradona, dengan semua kontroversinya, hanya manusia biasa saja, yang
suatu saat mengangkat trofi Piala Dunia, namun disaat yang lain malah
diskorsing karena kesalahannya. Biasa saja, toh dia juga manusia. Saya hampir
tidak pernah mendengar berita buruk mengenai Pele, selain ribuan golnya, 3
trofi Piala Dunianya, dan semua hal yang terdengar sangat fantastis lainnya. Seolah
dia manusia yang selalu hebat dan selalu benar.
Orang-orang
mengingat Ayrton Senna dengan semua prestasi dan juga kontorversinya. Bukan hanya
karena kecepatannya di lintasan balap. Bahkan namanya dianggap lebih besar
ketimbang Pele di negara asalnya, dipandang lebih besar dibandingkan Shcumacher
yang memenangkan gelar juara dunia F1 lebih banyak darinya.
Orang-orang
lebih mengidolakan Manny Pacquiao yang kalah beberapa kali dalam pertandingan
profesionalnya dibandingkan Mayweather yang belum pernah tersentuh kekalahan. Sama
halnya bagaimana Muhammad Ali dipandang jauh lebih besar dibandingkan Rocky
Marciano yang punya rekor bertanding sempurna (49-0).
Manusia
ya biasa saja, kesalahan dan kekeliruan adalah bagian dari kita semua. Tanpa terkecuali.
Hampir semua dari kita pernah luput dari Shalat Subuh, hampir semua dari kita
luput membaca Al-Quran pada suatu hari. Kita tidak pernah sesempurna yang kita
inginkan atau mungkin kita bayangkan, dan tidak ada gunanya memalaikatkan diri,
karena kita memang bukan. Wassalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar