Senin, 16 November 2015

POLITIK DAN CINTA (Intermezzo Kita-kita Aja)



image:www.blurb.com


Ada yang mengatakan hidup itu pilihan, hhmmm... pada dasarnya memang demikian. Namun terkadang kita tidak mempunyai cukup keberanian untuk memilih. Sekali atau dua kondisi seperti itu datang. Tapi apapun itu, hidup ya hidup. Umur tidak berjalan ke belakang, sama halnya dengan waktu.
Saya tidak suka politik, saya membencinya malah. Malah boleh dipercaya atau tidak, dulu saya malah pernah kehilangan pacar karena saya berasal dari keluarga yang dekat dengan politik. Sampai saat ini pun saya sebenarnya tidak menyukai politik, dan memang sebuah keanehan kenapa saya malah membuat blog mengenai politik. Tapi yang pasti memang akan lebih lucu lagi jika saya membuat blog mengenai kuliner.
Sebenarnya saya mungkin bisa saja membuat blog mengenai percintaan. Saya cukup handal di sana. Saya bisa menjadi the real gentleman atau malah the real bastard disaat yang hampir bersamaan. Ya... Ya... Ya... saya sudah taubat di sana. Politik tidak ubahnya sebuah kisah asmara, pelik, terkadang licik, mengecewakan, pengkhianatan, silahkan anda sebut apa saja. Beda-beda tipis lah.
Dalam politik, terkadang anda berjuang demi masa lalu, walau pada umumnya orang-orang dalam politik berjuang untuk masa depan. Beda-beda tipis dengan percintaan bukan ? Saya tersenyum sendiri saat menulis ini, karena mungkin saya merasa cukup expert di dua bidang ini, hahaha... just a joke... Mungkin bukan expert, hanya saja, saya punya pengalaman lebih di dua hal ini. Jangan tanya saya tentang biologi, saya tidak ingat sama sekali, sama halnya dengan kelupaan saya, bahwa ternyata saya pernah satu kelas dengan istri saya saat ini di SMA. Tentu saja kealpaan itu membuatnya marah besar, tapi bukankah tadi saya sudah mengatakan bahwa saya cukup expert di bidang percintaan ? Jadi ya, not a big deal lah...
Komitmen, itu kata yang kira-kira ada dalam dua hal itu, politik dan cinta tentu saja. Anda butuh komitmen dalam politik sama halnya dalam cinta dan asmara. Masalahnya komitmen itu hal langka sekarang, baik dalam politik maupun dalam cinta. Rasanya tidak perlu saya ingatkan mengenai PAN yang baru saja mulai merapat ke KIH, kalau soal percintaan, anda tinggal baca majalah Kartini di rubrik konsultasi.
Jadi... hidup memang harus memilih, suka atau tidak. Soal berkomitmen atau tidak, itu sudah lebih tinggi lagi levelnya, tapi jika anda sampai ke level itu, anda bukan orang sembarangan. Orang macam anda bisa masuk museum jika tiba waktunya, karena memang anda langka.
Sekedar intermezzo untuk malam ini... Sampai jumpa di tulisan lain. Tidak perlu malu untuk tersenyum, karena biasanya anda akan membaca tulisan ini seorang diri. Selamat malam...

4 komentar:

  1. Hahaa, lupa itu biasa "khilaf kalau kata orang arab", asal ga keseringan aja.
    Love this one, break dulu soal politik.
    You have a good words to say!

    BalasHapus
    Balasan
    1. okay. we'll see. maybe there will be another good words to say

      Hapus
  2. You've got the point. Komitmen.... jujur uni senyum2 baco ko... xixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya sudah, berarti tujuan di akhir tulisannya sampai Ni. Hehehe...

      Hapus