Pertama,
selamat memilih Sumatera Barat ! Semoga masyarakat Sumatera Barat memang
memilih. Di luar banyaknya permasalahan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
(Pilgub) kali ini, maka ini adalah pembelajaran kita dalam berdemokrasi. Tidak sampainya
surat undangan memilih/kartu pemillih, minimnya sosialisasi, masih banyaknya
praktek fitnah dan penipuan massal dalam Pilgub, penggunaan fasilitas
pemerintahan dalam kampanye terselubung. Ya, itulah “pelajaran” kita dalam
berdemokrasi. Tapi dari “pembelajaran” kita berdemokrasi seperti yang
disampaikan di atas, yang kita dapatkan adalah semakin sulitnya mengalahkan incumbent.
Secara
historis, Sumatera Barat adalah sebuah propinsi yang relatif aman dan adem ayem. Relatif aman dari tindakan
ekstrim, juga relatif aman dari lambatnya pembangunan. Sumatera Barat persis
seperti Yogyakarta yang sangat kuat tradisi keratonnya, sangat tenang. Oleh karena
itu mengalahkan incumbent di Sumatera
Barat bukanlah pekerjaan mudah. Masyarakat Sumatera Barat umumnya adalah
masyarakat yang pemaaf, terutama bagi orang-orang yang pandai bersandiwara.
Irwan
Prayitno-Nasrul Abit (IP-NA) berhadapan dengan Muslim Kasim-Fauzi Bahar
(MK-Fauzi). Masing-masing pasangan calon punya keunggulan masing-masing. IP-NA
didukung oleh mayoritas birokrasi dan media, MK-Fauzi didukung oleh sejarah. Baik
Muslim Kasim maupun Fauzi Bahar adalah dua kepala daerah yang berhasil
memindahkan pusat pemerintahan di kabupaten dan kota yang mereka pimpin. Pemenangnya
akan menjadi Gubernur Sumatera Barat untuk lima tahun ke depan.
Bagi
saya pribadi, pemerintahan IP yang menjalankan peran sebagai pemain tunggal di
rumah bagonjong, cenderung stagnan dan lebih disibukan oleh urusan-urusan yang
bukan menjadi urusan wajib pemerintahan. Trabas, menjadi drumer, bukanlah hal
yang urgent untuk dilakukan oleh seorang Gubernur menurut saya, namun penting
bagi seorang Gubernur untuk menyediakan arena trabas, dan mencetak
drummer-drummer handal jika memang dua hal itu menjadi kegemarannya.
Pencitraan
yang terlalu berlebihan baik melalui baliho, ataupun melalui media juga over rated menurut saya. Sehingga banyak
pekerjaan rumah pemerintah propinsi Sumatera Barat yang seharusnya menjadi
prioritas tertutupi oleh hal yang dibuat-buat.
Sumatera
Barat memenangkan banyak penghargaan, itu hal yang positif, tapi penghargaan
yang berujung kepada aksi nyata bagi masyarakat Sumatera Barat sesungguhnya
layak ikut ditanyakan. Pemerintahan yang didasarkan kepada tipu daya adalah
pemerintahan paling buruk yang pernah ada. Dan seharusnya tidak pernah ada. Namun
inilah buah simalakama dari sebuah pemilihan langsung. Masih layakah pemilihan
semamcam ini dilaksanakan ? Demi demokrasi ? Demi Demokrasi biarlah sebuah
propinsi dan negara yang memiliki banyak potensi menjadi bodoh ? Menjadi
tersia-siakan ?
Lima
tahun bukanlah waktu yang sebentar, dan selama itulah kita akan semakin jauh
tertinggal. Gaya partai politik pemenang Pilkada yang seperti rampok dan
mengkapling APBD jauh di luar batas kewajaran telah menjadikan pembangunan yang
dicita-citakan hanya sebatas cita-cita. Akademisi yang menggadaikan idealisme
berpikir dan keilmuannya hanya demi sebuah negosiasi lembaga survey ? Media
yang tidak jelas lagi mana fakta, fitnah dan penipuan ? Kepada siapa lagi
propinsi dan negeri ini akan dititipkan ? Siapa lagi yang akan mengingatkan
propinsi dan negeri ini akan kondisi kita yang sebenarnya ?
Mungkinkah
Sumatera Barat berganti kepemimpinan ? Mungkin saja. Tapi yang jelas tidak
mudah. Seperti yang sudah disampaikan pada paragraf awal, “pembelajaran” kita
dalam berdemokrasi ini besar peluangnya memaksa kita untuk kembali tunduk pada
pemerintahan yang sama, dan bukan tidak mungkin pada kegagalan yang sama.
Semoga
Tuhan bersama masyarakat Sumatera Barat dalam pemilihan ini. Semoga Allah SWT menitipkan
Sumatera Barat kepada pemimpin yang memiliki niat untuk menjadi pemimpin
masyarakat luas. Pemimpin yang berniat mencerdaskan masyarakat, bukan pemimpin
yang menggunakan ilmu-ilmu tingkat tingginya untuk menjaga masyarakat agar
tetap bodoh, dan mencitrakan dirinya bagaikan malaikat bersayap. Semoga Allah
SWT membukakan semua kebenarannya, walau ribuan portal menyuarakan hal yang
berbeda. Semoga yang terbaik untuk masyarakat Sumatera Barat ke depan. Semoga.
Sekali
lagi, selamat memilih Sumatera Barat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar