Jumat, 18 Desember 2015

IBU...!!! KOTA...!!! (Jakarta Punya Cerita)



Long time no see...!!! Bukannya karena Pesta Demokrasi 9 Desember sudah usai makanya blog ini menjadi vakum beberapa hari, tapi memang penulisnya ada suatu urusan yang tidak bisa ditinggalkan atau diwakilkan. Mulai hari ini, mari bercerita kembali !!!

Langkahmu cepat seperti terburu,
berlomba dengan waktu,
apa yang kau cari belumkah kau dapati,
di angkuh gedung-gedung tinggi,
riuh pesta pora sehabat sejati,
yang hampir selalu saja ada,
isyaratkan... enyahlah pribumi,
lari kota Jakarta lupa kaki yang luka
mengejek langkah kura-kura

Lirik lagu Iwan Fals di atas menggambarkan betapa dinamisnya ibukota yang satu ini. Berbeda jauh dengan pengalaman perjalanan-perjalanan saya ke kota ini sebelumnya, perjalanan terakhir membuat saya banyak tersenyum dan menitikan air mata. Pelajaran yang saya dapat adalah, bahwa hidup bisa membawa anda kemana saja. Hidup bisa membawa anda mengalami hal-hal yang mungkin menurut anda sudah tertinggal.
Berbeda dengan perjalanan sebelumnya, yang dihiasi dengan taksi demi taksi atau kendaraan rental yang bisa digunakan layaknya kendaraan pribadi lengkap dengan driver yang hafal seluk-beluk kota Jakarta. Perjalanan kali ini dihiasi dengan ojek demi ojek atau jalan kaki.
Tidak seperti sebelumnya yang antara lantai marmer ke lantai marmer lainnya, maka kali ini dari lantai ubin ke ubin lainnya. Tidak dari lift ke lift, tapi dari tangga ke tangga lainnya. Tangga yang sudah rusak parah. Tidak ada cermin yang bersih dan mengkilap, yang ada hanya pintu triplek ke triplek lainnya. Hahaha... Ini menyenangkan. Membuat anda bisa memaknai hidup lebih dalam.
Jakarta, kota ini tidak pernah bosan membuat saya ternganga ! Deretan gedung-gedung tinggi dengan lampu yang membutakan mata dan tentu saja dompet. Saya hanya kerap berpikir, siapa yang akan menikmati semua kemewahan dan kemegahan itu ? Apakah rakyat Jakarta ini ? Atau hanya sebagian kecil ekspatriat atau pengusaha berdarah asing ? Namun jika itu semua dibangun hanya untuk segelintir kelompok masyarakat, bukankah gedung-gedung itu terlalu banyak ? Hampir di setiap sudut kota Jakarta, ratusan crane tidak berhenti meletakan balok demi balok menciptakan sebuah maha karya arsitektur yang menusuk langit.
Saya mencoba mengamati kehidupan kota ini melalui beberapa teman yang saya kenal. Hari-hari mereka ternyata hanya antara motor ke motor, macet ke macet, dan warteg ke warteg. Kenapa mereka tidak ikut menikmati kemegahan-kemegahan yang tersedia hampir di setiap sudut kota ini ? Ya... kalaupun tidak mampu membeli sebuah kemeja yang terpajang gagah di SOGO, bolehlah hanya untuk sekedar membeli es krim saja sekaligus mendinginkan badan di ruangan mallnya yang full AC.
Rute yang saya tempuh kali ini jauh berbeda dengan yang biasa saya tempuh dulu. Kali ini saya kerap melewati jalan perumahan yang besarnya hanya seukuran gang di kota-kota lain. Namun jangan salah paham dulu, dari gang yang kecil ini nanti anda bisa menemukan perumahan cluster lengkap dengan security yang bertugas, pagar tinggi yang membatasi wilayah komplek, dan berdampingan dengan rumah petak ukuran 4x4, berlantaikan tanah, dan didiami oleh tiga kepala keluarga. Plus, tanpa security sama sekali. Kondisi ini tepat bersebelahan.
Di sisi lain jalanan yang juga saya tempuh, megahnya apartemen puluhan lantai, dengan rumah-rumah bedeng yang tersusun dari triplek, kardus dan seng persis di hadapannya. Tingginya bedeng mungkin hanya setinggi main entrance apartemen megah ini. Fantastica ! Saya geleng-geleng kepala...
Dengan kondisi yang ada ini pun tidak mengurangi minat orang banyak untuk mengadu nasib ke Jakarta. Apakah Jakarta New York nya Indonesia ? The City of Dream ? Bagi sebagian orang mungkin saja. Namun bagi saya pribadi, saya kehabisan kata-kata.
Jakarta tidak hanya sebatas Jalan Merdeka, Menteng, Sudirman, Kuningan atau Casablanca. Di tengah-tengah deretan kemewahan yang megah, masih ada pemukiman di Ciliwung. Di tengah Rubicon atau Mercedez Benz yang lalu lalang, masih banyak motor-motor yang usianya baru dua tahun namun sudah terlihat lusuh. Di luar jalan tol yang bebas hambatan, masih ada jalan-jalan yang terlihat seperti parkiran terpanjang di dunia, memberikan latihan fisik yang cukup bagi kaki dan tangan yang menahan kopling untuk lolos menjadi atlet olimpiade.
Jakarta, semoga kita bertemu lagi dalam keadaan yang lebih baik. “Lari kota Jakarta lupa kaki yang luka, mengejek langkah kura-kura, ingin sesuatu tak ingat bebanmu, la...la...la...”

2 komentar:

  1. setuju kaka, sedikit ijin koreksi lirik lagu kaka, *enyahlah pribadi...
    ^^

    BalasHapus
  2. ●══════════════════════════════════●
    Situs Kartu Online Poker & Domino Terbesar Di-Asia
    ●══════════════════════════════════●
    Hanya Dengan Minimal Deposit 20.000 , sudah
    Berkesempatan Untuk Menjadi Jutawan Bersama Kami
    VIP DOMINO !! Daftar Dan Gabung Sekarang Juga
    KELEBIHAN VIP DOMINO
    ✅ Min Deposit / Withdraw IDR 20.000.-
    ✅ Bonus Referal 15%
    ✅ Bonus Turn Over 0.3% Setiap Hari
    ✅ Bonus JACKPOT
    ✅ PROSES DEPOSIT & WITHDRAW TERCEPAT
    ✅ Customer Service Online 24 Jam Non - Stop
    Contact Kami :
    ✅Wa : +62 852-5967-8372
    ✅TELEGRAM : +62 812-9851-7606
    ✅LINE : INDOVIP88
    ✅INSTAGRAM : INDOVIP88
    ✅Link Alternatif: Indovip303. com & Sakongvip. com

    ●═══════════════════════════ ═══════════●
    Link Daftar DI VIP DOMINO
    Bagi Penggemer Poker dan Domino Online
    INDOVIP303,COM | VIPDOMINO88,NET
    ●══════════════════════════════════════●
    Top

    BalasHapus